Sejarah Tugu Digulis atau Tugu Bambu Runcing Pontianak
Tugu Digulis/Bambu Runcing yang terletak di Kota Pontianak di Jl. Jend.
Achmad Yani Bundaran Universitas Tanjung Pura. Masyarakat kota Pontianak
lebih mengenal tugu Digulis dengan nama bundaran "Bambu Runcing" .
Berada di areal kurang lebih seluas 1779 meter persegi (dengan diameter
47,4 meter). Di sekitaran sebelas bambu runcing ini juga terdapat taman
yang memberi nuansa sejuk. Dan karena berada disalah satu jalan utama
kota Pontianak, menjadikan kawasan ini sebagai salah satu tempat yang
sangat strategis. Maka tak jarang aksi demonstrasi, unjuk rasa juga
dilakukan di kawasan ini. Secara Administratif sekarang ini masuk ke
dalam wilayah Kelurahan Bangka Belitung Darat Kecamatan Pontianak
Tenggara.
Keberadaan Tugu Digulis sendiri tercatat
mulai dibangun pada tahun 1986. Diresmikan oleh Gubernur Kalimantan Barat H. Soedjiman pada
10 November 1987 ini pada awalnya berbentuk sebelas tonggak menyerupai bambu runcing
yang berwarna kuning polos. Pada tahun 1995, monumen ini dicat ulang
dengan warna merah-putih. Penggunaan warna merah-putih ini menjadikan
sebagian warga menganggap monumen ini lebih mirip lipstik daripada bambu runcing.
Kemudian, pada tahun 2006 dilakukan renovasi pada monumen ini sehingga
berbentuk lebih mirip bambu runcing seperti penampakan saat ini.
SEJARAH SINGKAT DIDIRIKAN TUGU DIGULIS
Sejarah mencatat, bermula dari
terbentuknya Sarikat Islam tahun 1914 di Ngabang. Kemudian pembentukkan
Partai Sarikat Islam 1923. Menjadi salah satu bagian penting dalam
sejarah pergerakan perjuangan rakyat Kalimantan Barat.
Karena khawatir pergerakan mereka akan
memicu pemberontakan terhadap pemerintah Hindia Belanda di Kalimantan
ini. Seperti yang telah terjadi di Jawa dan Sumatera. Pemerintahan
Hindia Belanda kemudian menangkap sejumlah tokohnya. Kemudian dibuang ke
Boven Digul, di Papua. Dari nama tempat pembuangan penjara alam itulah,
kemudian tugu ini disebut dengan Tugu Digulis.
Tiga dari meraka meninggal pada saat
menjalani pembuangan di Boven Digoel, lima dari para tokoh tersebut
wafat dalam Peristiwa Mandor dan tiga orang lainnya meninggal karena
sakit. Untuk menghormati dan mengenang kesebelas tokoh tersebut.
Nama-nama mereka juga diabadikan sebagai
nama jalan di wilayah Kota Pontianak. Kesebelas tokoh itu adalah :
Moehammad Sohor, asal Ngabang ; Moehammad Hambal alias Bung Tambal, asal
Ngabang; Gusti Djohan Idrus, asal Ngabang, wafat dalam pembuangan di
Boven Digoel. Haji Rais bin H. Abdurahman, asal Ngabang; Gusti Soeloeng
Lelanang, asal Ngabang ; Gusti Moehammad Situt Machmud, asal ngabang ;
Gusti Hamzah, asal Ketapang ; Achmad Su'ud bin Bilal Achmad, asal
Ngabang, wafat dalam Peristiwa Mandor; serta Ya' Moehammad Sabran, asal
Ngabang ; Jeranding Sari Sawang Amasundin alias Jeranding Abdurrahman,
asal Melapi, Kapuas Hulu, meninggal karena sakit di Putussibau; Achmad
Marzuki, asal Pontianak, meninggal karena sakit dan dimakamkan di makam
keluarga;
Posting by : Dayang Dwi Juwantiningsih
Sumber : http://nasionalissyair.blogspot.com
Makasih ya gan blog ini sangat membantu saya ...............
BalasHapusagen tiket murah
Makasih infonya :)
BalasHapusVisit and follow blog saya ya :) theinspiringlb.blogspot.com
BalasHapusTugu digulis di rehap tahun 2005,yg sebenar ye,pelaksana Family Garden(deni/oden,keluarga),,di bawa pak Urai.Indra/u.peri,st,,
BalasHapusTugu digulis di rehap tahun 2005,yg sebenar ye,pelaksana Family Garden(deni/oden,keluarga),,di bawa pak Urai.Indra/u.peri,st,,
BalasHapusTugu digulis di rehap tahun 2005,yg sebenar ye,pelaksana Family Garden(deni/oden,keluarga),,di bawa pak Urai.Indra/u.peri,st,,
BalasHapusTugu digulis di rehap tahun 2005,yg sebenar ye,pelaksana Family Garden(deni/oden,keluarga),,di bawa pak Urai.Indra/u.peri,st,,
BalasHapusTugu digulis di rehap tahun 2005,yg sebenar ye,pelaksana Family Garden(deni/oden,keluarga),,di bawa pak Urai.Indra/u.peri,st,,
BalasHapussenang pernah menjejakkan kaki di taman digulis dan jg sumber nama taman digulis sendiri yaitu di kab. Boven Digul Papua.. kebetulan pernah melihat langsung penjara tempat pembuangan tahanan politik di boven digul di kota namanya Tanah Merah, persis di sebelah airport. didepannya ada patung bung hatta..
BalasHapusga nyangka bisa mengunjungi dua tempat yg ada hubungannya dlm hal sejarah
ggod
BalasHapusnamanya H. Rais bin H. Abdul Rahman bukan abdurahman
BalasHapusAsal Banjarmasin, bukan ngabang... Hnya sebagai masukan agar sejarah yang sesungguhnya tidak salag.. Hehe.. Sebagai masukan saja
HapusMengapa bambu runcing itu ada 11?
BalasHapusMohon bantuan nya min😇